Sunday, June 23, 2019

Gallery Vietnam - Ho Chi Minh City Part 1

3:00 PM 0 Comments
Halo~

Perjalanan selanjutnya adalah ke Ho Chi Minh ibukota negara Vietnam!
Perjalanan ini aku tempuh dengan menggunakan bus dari Cambodia.
Untuk trip Vietnam kali ini akan aku bagi ke sampai 4 part karena aku menghabiskan kurang lebih 5 hari 4 malam di Ho Chi Minh


  • Aku naik bus Mekong River (dibantu booking sama resepsionis hotel) dan dijemput dihotel. Perjalanan sekitar 6 - 8 jam. Agak lama menunggu di imigrasi masuk Vietnam
  • Harga 1x perjalanan 16$
  • Gratis air mineral + snack
  • Free Wifi yang agak ngadat
  • Bisa ngecas HP

 
Kota Ho Chi Minh ini juga gak kalah berkesan dibandingkan Phnom Penh apalagi karena makanannya wuenakk! Vietnamese food is the best~ apalagi kurs Indonesia oke banget disini.
Aku menginap di District 1 daerah Benh Than Market (pusat oleh - oleh). Kalau kalian kesini disarankan menginap di daerah District 1 atau District 2.

Yang aku suka juga dari Vietnam adalah banyak tamannya jadi kelihatan asri gitu. Dari hasil googling diketahui bahwa *asek* dalam satu rumah bisa beberapa kepala keluarga jadi rasanya kurang ada privasi jadi mereka sering ke taman buat ngobrol, mencari ketenangan atau sekedar olahraga. Kalau jalan di pagi hari banyak orang tua yang olahraga di taman. Tamannya bersih, asri dan adem juga!
Hampir di setiap sudut kota kita bisa liat taman yang berada di tengah - tengah jalan dan pohon yang menjulang tinggi. 

 




Di Part 1 ini aku akan menjelajahi kota Ho Chi Minh pakai bus Hop On Hop Off. Tapi, saranku mendingan jalan kaki atau naik grab soalnya jarak dari satu tempat ke tempat lain dekat dan jatuhnya mahal kalau pakai bus ini.

Rute yang dilewati kalau memakai bus Hop On Hop Off
 

1. Ho Chi Minh Central Hall

Daerah City Hall ini terkenal karena bangunannya yang mirip ala - ala Prancis gitu. Setauku untuk masuk ke City Hallnya dilarang tetapi tempat ini terkenal sebagai pusat foto - foto terutama untuk turis.


 

Bangunan ala Prancis

 

 

2. Basilika Notre Dame Saigon City

Ho Chi Minh yang tadinya disebut Saigon City ini juga punya Katedral yang terkenal di kalangan para turis. Kathedral ini berdiri di tengah kota dan disebelah Central Post Office dan juga Independent Palace.


3. Saigon Central Post Office

Tempat ini juga terkenal untuk kalangan para turis. Tempat ini adalah kantor pos pusat di kota Ho Chi Minh. Didalamnya kalian bisa membeli beraneka ragam postcard, gantungan kunci dan beberapa pernak pernik khas kota Ho Chi Minh. Dan siap siap untuk bertubrukan dengan para turis disana.

 

 

 

 4. Favorite Vietnamese Food~

Sebagai orang yang picky eater soal makanan waktu lagi traveling, negara ini membuatku jatuh cinta pada makanannya. Kurang lebih ada 3 makanan yang aku paling sering makan disana.

Pho

Rasa kuahnya yang light, daging yang lembut, mie yang halus dan juga berbagai sayuran yang segar membuat Pho menjadi salah satu makanan yang aku suka banget di Vietnam ini. 

  Spring Roll

Ntah kenapa selama di Vietnam aku gak masalah untuk makan sayuran. Salah satunya spring roll ini. Diisi bihun, sayuran dan juga daging/ikan/seafood. Dan aku prefer spring roll yang original bukan yang fried, walaupun yang fried juga enak sih. Pastikan cari spring roll yang fresh soalnya kalau gak rice papernya bakalan kayak karet dan gak enak gitu. 

 

Roti Banh Mi (cmiiw)

Ini roti seharusnya dijadikan semacam sandwich, cuma kadang mereka jual sebagai pendamping. Kemarin aku makan paket steak (steak, telur mata sapi, kentang, sosis) dikasi pendamping roti ini dengan harga yang kalau dirupiahkan 45 ribu saja. Tapi fokusku disini adalah rotinya. Roti ini keras dan rasanya tawar, tapi ntah kenapa ini roti enak banget dimakan gitu aja. Ada rasa asin dan gurihnya juga sensasi makan roti yang agak keras gitu. 

 

 Setelah ini aku akan ajak kalian ke tempat sejarahnya negara Vietnam War Remnants Museum (to be updated)

 
 

Saturday, June 22, 2019

Gallery Cambodia - Phnom Penh Last Part : Royal Palace & National Museum

12:26 PM 0 Comments
Part terakhirndari perjalananku yang mengasyikkan ini *ahay~*

Kalau ada yang penasaran kenapa aku gak share soal makanan disini karena.....aku lebih sering makan roti, makanan hotel sejenis omelette atau ayam goreng dan mie instan. Karena makanan disini gak ada yang cocok sama lidahku :(

Kalau ke negara yang sistemnya kerajaan gini gak afdol rasanya kalau gak ke palacenya. So mari~

Royal Palace
"Where the King lives" 

Raja Cambodia masih tinggal di Royal Palace ini, beda sama di Bangkok yang rajanya gak tinggal di Grand Palace Bangkok.

Suasana di luar Palace saat menunggu gerbang dibuka. 
  • Jam bukanya jam 2. Aku datang jam 2 tepat jadi belum terlalu rame
  • Tiket masuk 10$ belum termasuk audio guide dan aku memutuskan untuk tidak pakai guide karena ini lumayan mahal #AnakReceh
  • Jadi mohon bersabar karena lebih banyak gambar dibandingkan penjelasan HAHAHA
  • Disini banyak bangunan yang mirip - mirip gitu


  


  • Jarak antara satu bangunan dan bangunan yang lain berjauhan jadi lumayan capek
  • Untuk foto diperbolehkan hanya bagian luar dan dilarang foro dibagian dalam ruangan  
  • Warna dari setiap bangunan didominasi dengan warna ke kuning ke-emas-an. Not my favorite :"D
  • Lumayan terik hari itu, sungguh ini perjuangan yang luar biasa aku bisa mengelilingi Royal Palace
  • Foto yang diambil juga memakai perjuangan karena cahaya yang terik. Maklum hanya pakai HP

 

 

 

National Museum of Cambodia
"Largest Museum of Cultural History"

  

  • Tiket masuk 10$ dengan additional 5$ untuk audio guide. Mohon maaf gak masuk budget jadi ambil tiket masuk aja tanpa audio guide
  • Isinya keramik dan patung - patung. Mohon maaf sekali lagi karena gak pake audio guide jadinya cuma jalan, foto dan liat liat doang 

 

 

 

 

Sekian perjalananku di kota kecil Phnom Penh ini~
See you later di perjalananku selanjutnya~~ 


 

Thursday, June 20, 2019

Gallery Cambodia - Phnom Penh Part 2 : Killing Fields

12:00 PM 0 Comments
Part 2 perjalananku di Cambodia dimulai...

Killing Fields of Choeung Ek
"The day of anger become the day of remembrance" 

 

  • Harga tiket 6$ sudah termasuk dengan audio guide
  • Disini tempat pembunuhan masyarakat Cambodia di masa rezim Khmer Rouge ole Pol Pot (Hitlernya Cambodia) CMIIW
  • Masyarakat Cambodia yang berasal dari s21 Prison dibunuhnya disini
 

  • Sebelum masuk diingatkan untuk tidak boleh teriak/ribut dan berpakaian yang sopan
  •  Beberapa spot dilarang untuk ngambil foto terutama di tempat yang menunjukkan foto para korban 
 

  • Dibawah ini adalah pohon yang digunakan algojo untuk menyiksa anak - anak
  • Di pohon juga bergelantungan pesan dari para pengunjung
 

"You are limitless"

 

  • Rata - rata para perempuan yang dibunuh akan diperkosa terlebih dahulu
  • Bayi juga dipisahkan dari ibunya dan dibunuh
 

  • Saat membunuh rezim Khmer Rouge akan memasang lagu yang kencang saat Cambodians disiksa jadi teriakan mereka gak akan didengar oleh yang lain.
  • Kalau kalian dengar audionya bakalan ada lagu yang dipasang oleh si rezim

 

  •  Dibawah adalah beberapa bukti dengan cara pembunuhan yang beragam. Dibunuh dengan ditembak, tooth treatment, medical treatment, killing by wooden stick dll
  • Dijelaskan bahwa semua tengkoraknya sudah di akui kebenarannya sama ahli forensik
 

 

 

  • Dan ini adalah foto terakhir yang akan aku share dari Killing Fields ini. Masih banyak foto yang aku simpan tapi takut terlalu disturbing karena menurutku ini aja udah disturbing banget

"When Cambodians killing Cambodians"

 


See you di Part 3 : Royal Palace & National Museum of Cambodia (to be updated)
 


Monday, June 17, 2019

Gallery Cambodia - Phom Penh Part 1 : S21 Genocide Museum

11:31 AM 2 Comments
One of the most exciting place I've ever visited is this one. Phom Penh city.
Karena ini adalah salah satu negara kesukaanku, I will tell you a lot of facts and story about this country especially Phnom Penh city! Dan aku bagi ke beberapa part karena kalau dalam 1 post bakalan panjang beneurrr :)))

Kota yang dituju di negara ini adalah Phnom Penh ibukota Cambodia.
Kota ini lebih memilih pembayaran pakai dollar dibandingkan dengan mata uang mereka sendiri, para pengemudi tuktuk yang ramahnya luar biasa menyambut dengan senyum menawarkan untuk mengantar ke hotel.
Dari tuktuk ke hotel kurang lebih 10km dihargai 5$.
Di kota ini kalau harga dibawah 1$ akan dikembalikan dengan mata uang riel. Agak ribet sih.

Masyarakat disini, ramah, baik, murah senyum dan gak pelit kasi info.
Malam hari makan disekitaran hotel. Harga makanan disini lumayan mahal menurutku, malam itu memesan fuyunghai kerang, 2 nasi, sayur dan air mineral besar habis 12$. Tetapi tidak menurunkan kecintaanku atas kota ini karena setelah makan diberikan senyuman yang lebar dan free bubur kacang ijo *iya rasanya kayak bubur kacang ijo*
Mba pelayannya juga gak bisa bahasa inggris jadi.....google translate to the rescue. Ketik dalam bahasa inggris terus terjemahkan ke bahasa sana.

 


1. Keliling kota Phnom Penh

Hotel yang kupilih adalah Zinc Hotel yang berada tepat didepan Central Market Phnom Penh.

 

Di luar hotel akan ada banyak supir tuktuk yang menawarkan jasa berkeliling kota Phnom Penh. Kalau mau tau harus nawar harga berapa cek dulu di aplikasi Grab (Grab disana juga tuktuk) baru tinggal tawar harga sesuai Grab atau dibawah Grab.

Aku berkeliling kota Phnom Penh pakai jasa tuktuk dari jam 9 pagi - 3 siang dipatok harga 25$. Akan diantarkan ke destinasi turis yang ada di kota mereka.

 

Salah satu yang seru dari bapaknya adalah dia curhat mengenai keadaan negara Cambodia dari sudut pandangnya saat beristirahat setelah mengelilingi kota Phnom Penh. 

1. Raja negara Cambodia yang berumur 65 tahun dan masih jomblo. Pas saya tanya nanti penerusya siapa Pak? Dia jawab sambil tertawa "Ya gak tau" 
2. Rata rata gajinya kecil di sini, jadi anak - anak milenial banyak yang pergi kerja ke Taiwan, Korea, Malaysia atau Jepang. Bapaknya sendiri bilang penghasilan dia kira-kira 150$ per bulan dan biaya makan perhari 3$-4$
3. Banyak orang Indonesia yang datang kesini buat main kasino



2. S21 Genocide Museum Phnom Penh

This place is places with nightmares for Cambodian.
Ini adalah tempat dimana para rezim Khmer Rouge menyingkirkan orang - orang yang tidak sepaham dengan mereka.
Baca lengkapnya disini : https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Genosida_Tuol_Sleng

 

  • Harga masuk 5$ tanpa audio dan 8$ dengan audio
  • Saranku masuklah pakai audio karena penjelasan disetiap tempat dan gambar itu minim sekali. Aku masuk tanpa audio #AnakReceh dan pas masuk kedalam bersama rombongan bule - bule ikut kedapatan audio *rejeki gak kemana* dan aku jadi tau betapa penting audio itu   

 

  • Dilarang ambil foto didalam ruangan *walaupun tetap ada yang bandel* and you can google it absolutely yang isinya kebanyakan keadaan korban yang sudah meninggal, cara mereka meninggal dan bagaimana keadaan saat mereka ditemukan meninggal, tapi aku memutuskan untuk tidak mengambil foto didalam ruangan dan fokus ke setiap cerita dari audio
  • Saat liat foto para korban, alat - alat yang digunakan untuk penyiksaan, keadaan saat mereka ditemukan dan tidak bernyawa dan juga kondisi sel mereka aku merinding dan memutuskan melangkahkan kaki keluar. 
  • Ada 5 building yang bisa kita masuki

  • Foto ini adalah peraturan rezim Khmer Rouge untuk tahanan Cambodians
  • Btw, jangan kaget kalau banyak yang sedih dan nangis sesenggukan terutama para bule - bule. 

  • If you want to take an instagramable photos looking nice, smile or even jump. Please dont. Ini tempat penyiksaan dan banyak orang yang meninggal. So, please dont.  
  • Behave well and dress appropriate 

 

  • Salah satu korban rezim yang selamat dan masih hidup sampai sekarang. Dia menjual buku mengenai pengalamannya selama masa rezim Khmer Rouge
 

 "Never will we forget the crimes during the Democratic Kampuchea Regime"

  

 

Dari tempat pertama yang kukunjungi ini membuatku makin menyukai traveling ke negara - negara kecil yang punya sejarah, membuatku sadar bahwa rasa keingintahuanku besar banget, membuatku sadar kalau traveling itu gak sekedar foto - foto cantik tapi juga belajar.


Cont. Part 2 : tempat dimana para tahanan disiksa dan dibunuh : Killing Fields